Rahim Pengganti

Bab 133 "Pesta Kecil di Halaman Vila"



Bab 133 "Pesta Kecil di Halaman Vila"

0Bab 133     
0

Pesta Kecil Di Halaman Villa     

Di dalam kamar, Bian segera menatap ke arah Carissa sedangkan yang di tatap, berpura pura tidak melihat suami nya. Carissa tetap duduk, di depan meja rias, tanpa peduli dengan tatapan yang diberikan oleh Bian.     

"Kamu kok bisa bisa nya, bikin hal seperti ini sayang?" tanya Bian. Carissa menoleh ke arah suami nya itu, dirinya memberikan senyuman manis untuk sang suami yang menatap ke arah nya dengan tatapan yang begitu, datar Carissa lalu beranjak dari tempat duduknya berjalan mendatangi suaminya.     

"Hari ini menjadi hari spesial untuk kamu Mas, dan aku ingin memberikan hal yang begitu indah," ucap Carissa. Wanita itu sudah duduk di atas pangkuan suaminya, melihat Carissa seperti ini membuat Bian tidak bisa berkonsentrasi.     

***     

Pagi pagi sekali, Carissa harus bangun rasa nya saat ini seluruh badan Caca remuk karena permainan panjang mereka semalam, bagaimana tidak Bian seolah tidak lelah menghujam istrinya, berulang kali Carissa merasakan pelepasan dan berulang kali juga teriakan hingga desahan di dalam kamar itu terdengar. Untunglah kamar di villa ini, semua nya kedap suara jika tidak entah apa yang harus dilakukan mereka.     

"Udah keramas aja pagi pagi mbak," ledek Siska. Cariss hanya memasang wajah tersenyum, sungguh diri nya begitu malu meskipun hal seperti itu wajar, sepasang suami istri yang halal untuk melakukannya. Sedangkan orang yang tidak memiliki hubungan yang sah saja, banyak yang seperti itu bahkan lebih jauh.     

"Udah … jangan diledek, kasihan itu pipi nya udah bersemu merah. Kamu juga nanti merasakan hal itu," ucap bunda Iren. Namun, bukan nama nya Siska jika tidak terus menerus melempar ledekan kepada kakak ipar nya itu. Wanita itu bahkan tidak henti henti nya, menggoda Carissa hingga membuat Caca rasanya ingin masuk ke dalam kamar.     

Suara Melody yang sangat besar itu terdengar sangat nyaring, ketiga wanita berbeda generasi itu saling menatap satu dengan lain nya.     

"Anak kamu itu mbak, ya ampun perasaan waktu hamil nya Melody. Mbak Carissa nggak aneh deh, kenapa muncul Melody yang super duper aktif luar biasa," ucap Siska. Wanita itu hanya bisa geleng geleng kepala, melihat keponakannya yang luar biasa ajaib. Sungguh biasa nya anak seusia Melody masih tidak peduli dengan lingkungan, masih ingin main dan lainnya tapi untuk dia berbeda. Anak itu, selalu ingin jadi yang paling diperhatikan, dengan oRyu sikap cemburunya sangat terlihat jelas.     

Hal seperti itu, lah yang ingin dirubah oleh Bian dan Carissa mendidik anak anak nya, supaya bisa menjadi manusia yang lebih baik. Apa lagi dengan banyak nya kasus, kasus yang membuat Carissa khawatir bagaimana tumbuh dan berkembangnya, anaknya nanti di zaman yang sudah sangat canggih seperti saat ini.     

"Gak apa apa biar dia percaya diri sejak dini, jadi kalau mau ikut lomba udah terbiasa, yang penting kamu nanti bisa mengarahkan Melody ke jalan yang benar. Anak kamu itu, bakalan bikin Bian kewalahan sama sikap manjanya nanti," ucap bunda Iren.     

"Melody, kan ngikutin Tante nya yang hobby kali bicara," balas Carissa.     

Ketiga tertawa, setelah itu mereka menuju meja makan, menyiapkan beberapa masakan yang sudah di siapkan oleh orang vila.     

Suasana di vila ini begitu indah, hal itu membuat Carissa berencana membuat acara bakar bakaran di halaman belakang villa tersebut.     

"Mas gimana kalau kita bikin acar gitu, halaman belakang kan luas bisa di buat bakar bakaran, mumpung ada mas Andrian dan mas Jodi jadi sekalian ngumpul," usul Carissa.     

"Setuju." Kedua pria itu segera mengangkat suaranya, bukan hanya Jodi dan Andrian tapi bunda Iren juga setuju apa lagi suasana malam di villa ini begitu sejuk membuat semua orang menjadi betah.     

"Oke." Mendengar jawaban dari Bian membuat semuanya girang kedua pria jomblo itu langsung menyusun strategi. Elang dan Siska juga setuju dengan ide yang keduanya usulkan.     

***     

Berjalan sambil bergandengan tangan dengan orang yang di cintai adalah hal biasa bagi orang lain namun, berbeda dengan Bian dan Carissa hal seperti ini baru mereka rasakan setelah sekian lama tidak pernah. Sudah hampir empat tahun namun, waktu keduanya sangat jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah, Bian selalu berencana namun, lagi dan lagi banyak hal yang membuat mereka sulit untuk pergi bersama tapi kali ini tidak, Bian memanfaatkan waktu mereka berdua untuk bisa berjalan jalan sebentar.     

"Mas tahu gak." Ucapan Carissa terjeda, wanita itu lalu menatap ke arah Bian senyum di wajahnya begitu indah membuat Carissa terlihat begitu sangat cantik. Beberapa orang yang ada di sana juga berbisik melihat kecantikan di wajah Carissa yang begitu menawan. "Kalau hal seperti ini selalu, aku rindukan Mas. Rasanya, seperti beneran nikah," ucap Carissa. Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut, Carissa membuat Bian tertawa dan mencubit hidung istrinya itu. Bian begitu gemas dengan sikap sang istri.     

"Jadi selama ini kita apa? Udah jadi dua loh," ledek Bian. Carissa menyembunyikan wajahnya di balik lengan sang suami, wanita itu jadi malu dengan apa yang diucapkan oleh suaminya. "Bukan gitu loh Mas. Hanya saja, selama ini sudah terlalu banyak luka yang kita alami, sehingga membuat kita sangat sulit memiliki waktu berdua. Jalan bersama seperti ini, kita juga membutuhkan me time untuk berdua."     

Apa yang diucapkan oleh istrinya itu memang benar, mereka sangat bahkan tidak pernah memiliki waktu untuk bersama, sejak awal pernikahan sudah terlalu banyak cobaan dan halangan yang membuat mereka sulit untuk bersatu namun, Tuhan tidak tidur dan membantu Carissa serta Bian melewati semuanya. Melewati banyak hal yang begitu indah hingga saat ini masih bisa melihat tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Darah daging, mereka berdua anak yang begitu banyak perjuangan untuk hadir dan lahir. Kedua anak itu memiliki caranya tersendiri dalam mengukir sebuah nama.     

"Mas ngerti mulai sekarang kita akan selalu atur waktu buat bisa jalan. Walau hanya sekedar minum es teh di pinggir jalan."     

"Gak mau kalau cuma es teh doang. Mau nya di ajakin ke Turki gitu kayaknya seru deh Mas."     

Bian tersenyum, istrinya itu jika memberikan kode sangat pintar. Membuat Bian selalu saja, tidak bisa menolak dalam segala hal.     

"Iya … iya nanti kita bulan madu lagi, sekalian bikin adek buat Ryu." Mata Carissa melotot tajam, tangan nya juga tidak tinggal diam. Wanita itu mencubit perut suaminya, karena kesal dengan ucapan yang dilontarkan oleh Bian.     

"Apaan sih pikirannya bikin anak terus. Ryu masih kecil, sih kakak juga. Kamu kan tahu mas, anak gadis kamu itu harus banyak diberi kasih sayang dan juga arahan supaya sejak dini anak kita terbiasa."     

Bian mengecup pipi istrinya, sungguh setiap waktu rasanya dirinya selalu merasakan jatuh cinta berulang kali dengan Carissa. Pria itu begitu bahagia, memiliki wanita hebat yang selalu ada di sampingnya, wanita luar biasa yang Tuhan kirimkan untuk menjadi pendamping seumur hidupnya.     

***     

Di lain tempat, Jodi dan juga Andrian sedang menggerutu kesal karena melihat Elang yang sejak tadi hanya ngebucin dengan Siska. Kedua orang itu sibuk membahas banyak hal untuk persiapan pernikahan keduanya, dan hal itu membuat keduanya yang mengerjakan semuanya.     

"Beda ya beda, dunia serasa milik berdua. Hem, beda banget beda," sindir Andrian. Namun, Elang seolah menulikan telinganya pria itu terus saja berdiam diri. Siska jadi tidak enak dan nyaman, dengan hal itu. "Mas udah sana kasihan mereka berdua. Masa kamu di sini duduk terus. Kalau ada Mas Bian kamu pasti udah diomelinnya Mas."     

"Nah mumpung si Bian lagi ngebucin sama Carissa jadi kita juga ikutan. Modusnya aja beli makanan buat nanti, tapi nyatanya mereka itu mau jalan berdua aja tanpa ada anak anak," ucap Elang. Siska hanya geleng geleng kepala mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Elang. Lalu Siska beranjak dari tempat duduknya mendekati Jodi dan Andrian yang masih memasang tempat untuk bakar bakaran.     

Villa ini memang begitu lengkap, semua alat alat ada tadi ketika Andrian mengambil beberapa keperluan untuk mereka. Pria itu bisa melihat penuhnya gudang, dengan barang barang yang bisa digunakan untuk acara acara outdoor lainnya. Melihat hal itu juga, membuat sebuah ide cemerlang hadir.     

Ide yang ternyata di setujui oleh Jodi dan Siska. Setelah memasang tempat untuk membakar makanan, mereka akan membuat sebuah mini panggung yang cukup besar sehingga bisa membuat semua nya nyaman.     

"Mas ini juga mau di pasang?" tanya Siska.     

"Iya biar lebih ramai gitu. Om Arga sama Tante Elsa juga bakalan datang lagi, kan. Nah pas itu kita bisa main beberapa games kecil, supaya lebih menantang lagi," jawab Jodi.     

"Setuju!!"     

Mereka mulai saling bergotong royong, membantu membangun beberapa tempat untuk acara mereka nanti.     

Pukul 15.09 sore Om Arga dan juga Tante Elsa sudah datang, rumah jadi lebih ramai karena kedatangan dua orang keponakan Arga yang ikut bersama dengan mereka. Melihat dua orang, wanita cantik membuat Jodi dan juga Andrian tidak bisa berkedip lagi. Kedua pria itu menatap kedua gadis itu dengan intens.     

"Matanya," sindir Tante Elsa. Mendengar hal itu membuat Jodi dan juga Andrian memalingkan tatapannya.     

"Kalian berdua naksir ya sama keponakan tante?" Keduanya terdiam saat saat kalimat yang dilontarkan oleh tante Elsa membuat keduanya terdiam dan bingung untuk menjawab apa. Jodi dan Andrian hanya menundukkan kepalanya kedua pria itu bingung dan juga takut jika tante Elsa menjadi salah paham karena keduanya sudah berani menatap gadis di depan mereka.     

"Yang pakai baju warna orange namanya Salsabila seorang anak teknik mesin yang bekerja di salah satu kantor nya suami tante Om Arga nah yang pakai baju hitam itu namanya Aulia seorang dokter anak yang saat ini sedang melanjutkan studinya menjadi dokter spesialis."     

Mendengar hal itu seketika keduanya membeku dan terdiam Jodi dan Andrian saling menatap satu dengan yang lain sungguh kedua gadis yang ada di depannya ini sangat akan sulit untuk ditaklukkan bagaimana bisa yang satu adalah anak teknik mesin dan yang satu adalah dokter.     

Setelah mengatakan hal itu tante Elsa lalu meninggalkan Jodi dan Andrian yang masih berdiri membeku di tempatnya. Hingga akhirnya Biyan menghampiri keduanya dan berkata "Melamun aja terus sampai jodohnya dipatok ayam kalau lo berdua pengen deketin doi gercep dong jangan cuman diam di sini aja udah sana."     

***     

Semua orang sudah berkumpul di halaman belakang villa tersebut, kreativitas yang dilakukan oleh Jod serta Adrian membuat semua orang senang apalagi Bunda Iren. Wanita paruh baya itu begitu nyaman mengikuti acara yang dilaksanakan oleh mereka apalagi dengan kelap-kelip yang tidak terlalu mencolok.     

"Kalian dapat dari mana kalian studio mini seperti ini ya ampun Bunda senang lo udah lama nggak nggak kumpul-kumpul seperti ini rasanya begitu indah kebersamaan seperti ini."     

"Di gudang banyak lho Bun barang-barang yang nggak bisa dipakai dasar si Bian aja yang suka koleksi tapi nggak mau pakai kan sayang. Bun ... Bunda kalau misalnya aku ambil beberapa barang di gudang boleh kali ya daripada di sini nggak dipakai kan lumutan," ucap Jodi dengan nada tertawa.     

Mendengar hal itu membuat Bian hanya menatap datar ke arah temannya sedangkan yang ditatap hanya memberikan senyuman indah.     

Semua orang tersenyum dan bahagia kebersamaan seperti inilah yang selalu ingin Carissa ciptakan sebagai seorang anak yatim piatu membuat Carissa merasa selalu kesepian sejak dulu meskipun di Panti Asuhan banyak teman teman yang senasib dengan dirinya namun, hal seperti ini sangatlah berbeda beruntung Carissa memiliki Bian sebagai suaminya laki laki yang begitu penuh tanggung jawab. Tatapan mata Carissa menatap kearah semua orang di sana tertawa bercerita dan saling berbagi kisah adalah keinginan dan juga impian dirinya sejak lama.     

"Hai," sapa Andrian. Wanita itu lalu menoleh dan menampilkan senyum indahnya kepada Adrian mendapatkan hal itu membuat jantung laki laki itu tiba tiba berdebar sangat kencang. "Astaga senyumnya bikin jantung gue mau copot," batin Andrian.     

Andrian masih terdiam terpesona dengan senyuman yang diberikan oleh Aulia wanita yang Sejak pertama kali dirinya lihat sudah berhasil menggetarkan hatinya.     

"Hei kenapa melamun," tegur Aulia.     

Mendengar suara indah dari Aulia membuat lamunan Adrian terpecah pria itu lalu menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.     

"Maaf maaf gue boleh duduk disini nggak," ucap Andrian.     

"Duduk aja kali nggak usah izin segala ya elah. Lo santai aja kali," balas Aulia.     

Adrian lalu duduk disamping Aulia keduanya saling terdiam sembari menatap ke arah depan di mana Di depan sana orang dengan romantisnya sedang menyanyikan sebuah lagu untuk Siska siapapun yang melihat penampilan Elang pasti akan baper. Laki laki yang begitu tampan romantis dan juga baik hati adalah impian dari setiap wanita.     

"Siska beruntung ya bisa dapetin laki-laki seperti elang orang yang begitu bertanggung jawab. Gue kalau diizinin nikah pengen deh punya suami yang begitu romantis kayak Elang," tutur Aulia tanpa sadar. Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Aulia membuat Andrian menoleh ke arah wanita itu terlihat jelas jika saat ini Aulia tersenyum ke arah mereka.     

"Kenapa harus seperti Elang, bukannya banyak pria di luar sana yang lebih dari dirinya. Kamu kenal Elang dari mana?" tanya Andrian.     

"Gue nggak kenal dia cuman tadi sempet di kenalin aja sama tante Elsa. Gue setahun kuliah psikologi jadi gue tahu sedikit banyaknya karakter orang seperti orang dia itu pria yang bertanggung jawab penuh kasih sayang terus kalau udah mencintai seseorang dia akan mencintai orang itu sampai mati."     

"Terus Mas Bian suaminya Mbak Carissa dia juga pria yang tanggung jawab gue memang nggak tahu ceritanya tapi gue sedikit membaca mengenai kasus mereka kemarin dan gue bener-bener takjub dengan, Mbak Caca yang bisa ngelewatin itu semua. Kalau gue di posisi dia gue nggak tahu bisa bertahan atau nggak di sisi Mas Bian tapi Mbak Caca bisa. Gue punya sebuah harapan. Harapan gue bisa memiliki pasangan seperti Mbak Caca dan Siska mereka berdua wanita yang sangat beruntung memiliki laki-laki baik di sampingnya."     

Obrolan keduanya berlanjut entah kenapa mereka berdua saling nyaman dengan pembicaraan yang random sekali mereka lakukan terkadang Andrian menanyakan mengenai pekerjaannya begitu juga sebaliknya Aulia juga bertanya mengenai pekerjaan Andrian keduanya saling berbicara banyak hal.     

"Lo suka lagu apa?" tanya Andrian.     

"Banyak sih tapi gue lebih suka lagu nya, tapi sekarang suka sama lagunya Whitney Houston."     

Mendengar hal itu membuat Andrian lalu bangkit dari tempatnya. Aulia sedikit bingung dengan, tindakan yang dilakukan oleh Andrian. Tidak mau sedirian di sana, Aulia lalu berjalan menuju ke sebuah tempat duduk tepat di dekat Salsabila dan juga Jodi.     

"Lo dari mana aja?" tanya Bila.     

"Dari sana tadi."     

"Oke tes ... tes … tes, selamat malam semuanya hari ini ini pria paling ganteng di antara semua orang di sini ingin menyanyikan sebuah lagu untuk seorang wanita cantik yang duduk di ujung sana." Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Andrian membuat mereka semua menatap ke arah lirikan mata Andrian.     

"Teman gue gerak cepat," pekik Jodi.     

Dentingan gitar yang dipetik oleh Andrian begitu merdu di tambah dengan lampu yang entah sejak kapan hanya berfokus kepada Andrian dan juga Aulia.     

"Mereka romantis sekali ya Mas," ujar Carissa. Wanita itu baru saja kembali dari menidurkan kedua anaknya, karena asyik bermain tadi sore membuat kedua anaknya kelelahan, dan sekarang tidur lebih cepat.     

If I should stay     

Well I would only be in your way     

And so I'll go, and yet I know     

I'll think of you each step of the way     

And I will always love you     

I will always love you     

Bitter-sweet memories     

That's all I'm taking with me     

Good-bye, please don't cry     

'Cause we both know that I'm not     

What you need     

But I will always love you     

I will always love you     

And I hope life, will treat you kind     

And I hope that you have all     

That you ever dreamed of     

Oh I do wish you joy     

And I wish you happiness     

But above all this     

I wish you love     

I love you     

I will always love you     

I, I will always, always love you     

I will always love you     

I will always love you     

I will always love you     

And I wish you happiness     

But above all this     

I wish you love     

I love you     

I will always love you     

I, I will always, always love you     

I will always love you     

I will always love you     

I will always love you     

Gemuruh tepukan tangan dari semua orang di sana terdengar sangat nyaring. Andrian membawa lagu tersebut dengan begitu indah, sehingga membuat mereka semua sangat senang sampai terbawa suasana.     

***     

Cahaya langit malam semakin terang, semua orang duduk di sana dengan membentuk lingkaran. Semua wanita duduk di samping pasangannya masing masing, sedangkan Bunda Iren sudah masuk ke dalam kamar. Wanita paruh baya itu, lebih memilih menemani cucunya daripada mengikuti semua permainan anak muda.     

"Gue mau menyampaikan sesuatu," ucap Elang.     

"Mau ngomong apaan sih Lang."     

Elang tersenyum lalu, menatap ke arah Siska dengan tatapan yang begitu hangat. Tatapan yang begitu mencintai, pria itu lalu meraih tangan Siska dan mengecupnya dengan penuh cinta.     

"Di sini, di bawah langitnya malam. Di bawah banyak nya bintang yang bertabur, aku ingin mengatakan bahwa aku adalah pria yang begitu beruntung bisa mengenal seorang wanita cantik yang ada di depan aku saat ini. Wanita yang mau menerima semua kekurangan dan menjadikan aku sebagai seseorang yang begitu sempurna. Kamu adalah cahaya dalam kegelapan aku, kamu adalah urat nadi yang selalu menjadi penentu kebahagian aku. Aku tidak tahu, seberapa banyak cinta yang kamu berikan untuk aku, yang pasti aku sangat mencintai kamu seperti Matahari yang selalu mencintai bumi dan menyinarinya setiap hari. Sebentar lagi, kita akan melewati banyak rintangan yang begitu terjal. Satu hal yang harus kamu ketahui, bahwa sampai kapanpun di manapun, dan bagaimanapun aku tetap akan selalu ada di dalam hati kamu."     

Semua orang di sana sangat terharu dengan kata kata yang diucapkan oleh Elang, bahkan Siska sudah mengeluarkan air matanya. Sungguh malam ini, Elang begitu manis, pria itu terlihat berbeda.     

"Siska jika Tuhan memiliki kehendak lain, kamu harus ingat bahwa kamu tidak seorang diri. Banyak orang yang akan mencintai kamu." Mendengar hal itu semakin membuat Siska menangis dan segera memeluk Elang. Dirinya yang begitu beruntung bisa mendapatkan pria yang luar biasa terbaik. Pria yang begitu bertanggung jawab, pria yang mau berubah demi menjadi seseorang yang lebih baik.     

Kata demi kata terus terlontar dari mulut Elang, pria itu selalu mengatakan bahwa dirinya yang begitu beruntung di pertemukan dengan wanita yang luar biasa seperti Siska.     

Di dalam kamar, Bian dan Carissa terdiam sambil menatap ke arah atas di mana kamar yang di tempati oleh mereka memiliki atap yang begitu transparan. Kamar ini memang sengaja di desain seperti itu, supaya suatu saat jika mereka ingin melihat langit bisa mudah.     

"Kamu mikirin apa sih Mas?" tanya Carissa.     

Setelah selesai dari acara kecil di belakang halaman villa tadi sikap Bian sudah berubah suami Carissa itu sedikit lebih pendiam laki-laki itu seolah sedang memikirkan banyak hal apalagi ketika orang mengatakan semuanya mengungkapkan apa yang ada di benaknya saat itu.     

"Gak ada sayang, mas cuma kepikiran dengan ucapan Elang. Pria itu ternyata bisa bicara seperti itu, mas jadi iri kepada Mas gak bisa mengungkapkan perasaan cinta Mas kepada kami seperti Elang."     

Tawa Carissa seketika pecah ketika mendengar apa yang menjadi alasan suaminya bersikap seperti ini. Sedangkan Bian hanya mendengus kesal, pria itu tahu jika saat ini istrinya itu sedang menertawakan dirinya yang tiba tiba bisa berkata seperti itu.     

"Udah ketawa aja terus, suami sendiri kok tega banget di ketawain."     

"Itu Mas kamu tuh lucu banget sih kamu enggak perlu jadi orang lain untuk bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kamu. Kamu itu adalah suami yang paling luar biasa terbaik suami yang sangat bertanggung jawab baik untuk aku, Melody, bahkan untuk Ryu dan seluruh keluarga kita. Kamu punya cara tersendiri untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati kamu, jadi tidak usah menjadi orang lain hanya untuk terlihat."     

Bian memeluk istrinya itu, Carissa benar dirinya tidak perlu menjadi orang lain hanya untuk diakui.     

"Terima kasih sayang. Aku begitu beruntung memiliki kamu istri yang terbaik."     

"Aku juga beruntung, diberikan suami yang sangat bertanggung jawab dan terbaik seperti kamu. Ayahnya Melody dan Ryu."     

###     

Garing? Maaf ya, he he he. Selamat membaca dan terima kasih. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.